Para pemasar tertarik memahami bagaiman kepribadian
mempengaruhi perilaku konsumsi, karena pengetahuan tersebut memungkinkan mereka
mampu memahami konsumen dengan lebih baik dan mampu membidik para konsumen yang
cenderung menanggapi secara positif komunikasi mengenai produk atau jasa.
a. Keinovatifan
konsumen dan sifat kepribadian yang berkaitan.
Sifat-sifat
kepribadian yang berguna untuk membedakan innovator konsumen dan bukan
innovator meliputi:
·
Keinovatifan konsumen
Para peneliti
konsumen telah berusaha menyusun instrumen pengukuran untuk menaksir tingkat
keinovatifan konsumen, karena ukuransifat kepribadian tersebut memberikan
wawasan yang penting mengenai sifat dan batas-batas kesediaan konsumen untuk
berinovasi.
·
Dogmatisme
Sebuah sifat
kepribadian yang mengukur tingkat kekakuan (versue keterbukaan) yang di
tunjukan individu terhadap hal yang belum di kenal dengan baik dan terhadap
informasi yang berlawanan dengan kepercayaan mereka yang sudah mendalam.
·
Karakter sosial
Memfokuskan pada
identifikasi dan penggolongan individu ke dalam berbagai tipe sosial budaya
yang berbeda.
·
Tingkat stimulasi
optimum
Berkaitan dengan
kesediaan yang lebih besar untuk mengambil resiko, mencoba berbagai produk
baru, menjadi inovatif, mencari informasi yang berhubungan dengan pembelian,
dan menerima fasilitas eceran yang baru daripada tingkat stimulasi optimum yang
rendah.
·
Pencari variasi
kesenangan yang baru
Sikap yang di
gerakan oleh kepribadian yang persis sama danberhubungan dengan TSO adalah
pencari variasi: perilaku pembelian yang bersifat penyelidik, penyelidikan
pengalaman orang lain, dan keinovatifan pemakai.
b. Faktor
kepribadian kognitif.
·
Kebutuhan akan kognisi
Karakteristik
kepribadian yang menjanjikan adalah kebutuhan ini mengukur kebutuhan atau
kesenangan seeorang yang berpikir
·
Orang yang suka visual
vs orang yang suka verbal
Orang yang suka
visual adalah konsumen lebih menyukai informasi visual dan produk yang
menekankan pada penawaran visual, sedangkan yang bertipe verbal lebih menyukai
informasi dan produk yang tertulis atau
verbal.
c. Dari
matrealisme konsumen sampai ke konsumsi komplusif.
·
Matrealisme konsumen
Mereka sangat
menghargai barang-barang yang dapat diperoleh dan di pamerkan. Mereka sangat
egosentris dan egois, mereka mencari gaya hidup dengan banyak barang,
kebanyakan milik mereka tidak memberikan kepuasan pribadi yang lebih besar.
·
Perilaku konsumen yang
mendalam
Minat yang dalam
terhadap golongan atau produk tertentu, kesediaan untuk berpergian jauh dalam
rangka menambah contoh-contoh barang atau golongan produk yang diminati.
·
Perilaku konsumen yang
kompusif
Peilaku ini
termasuk perilaku yang abnormal yang merupakan contoh sisi gelap konsumsi.
Contohnya adalah berjudi yang tidak dapat di kendalikan, kecanduan minuman
alcohol.
·
Ethnosentrisme konsumen
Usaha untuk
membedakan antara segmen konsumen yang cenderung mau menerima produk luar
negeri dan konsumen yang tidak menggunakan skala ethnosentrisme. Para pemasar
mebidik konsumen ethnosentrisme dengan menekankan tema nasionalis karena segmen
ini cenderung membeli produk buatan negeri mereka sendiri.
d. Kepribadian
merek.
·
Personifikasi merek
Yakni mereka
berusaha menuangkan kembali persepsi konsumen mengenai sifat-sifat produk atau
jasa. Banyak konsumen yang menyatakan perasaan diri mereka mengenai produk atau
merek kepribadian yang mereka kenal.
·
Kepribadian produk dan
gender
Pemberian gender
sebagai bagian dari gambaran kepribadian produk sesuai sekali dengan realitas
pasar bahwa produk dan jasa, pada umumnya, di pandang oleh konsumen mempunyai
gender.
·
Kepribadian dan warna
Mereka juga
cenderung menghubungkan berbagai faktor kepribadian ke berbagai warna khusus.
Untuk mengungkap pandangan tersebut, para peneliti menggunakan cara pengukuran
kualitatif, seperti observasi, kelompok focus, wawancara yang mendalam, dan
teknik proyektif.
e. Diri
dan citra diri
Para
konsumen mempunyai berbagai macam citra diri mereka yang abadi. Citra diri ini,
atau persepsi mengenai diri sangat erat hubunganya dengan kepribadian, dimana
orang cenderung membeli produk dan jasa serta menjadi pelanggan perusahaan
ritel yang mempunyai citra atau kepribadian yang cocok dengan citra diri mereka
sendiri.
·
Satu atau banyak
pribadi
Secara historis,
individu menganggap mempunyai citra diri tunggal dan tertarik, sebagai
konsumen, pada produk dan jasa yang dapat memuaskan pribadi tunggal itu.
Tetapi, alangkah lebih tepat menganggap bahwa konsumen mempunyai banyak
pribadi.
·
Susunan citra diri
Citra diri
adalah khas, hasil dari perkembangan latar belakang dan pengalaman orang
tersebut. Individu mengembangkan citra diri mereka melalui interaksi dengan
orang lain, orang tua, dan kelompok-kelompok lain yang mempunyai hubungan
dengan mereka selama bertahun-tahun.
·
Perluasan diri
Saling
keterkaitan antara citra diri konsumen dengan kepemilikanya (barang-barang yang
mereka sebut milik mereka) menegaskan atau memperluas citra diri mereka.
·
Mengubah pribadi
Mengubah diri
seseorang, terutama penampilan atau bagian tubuh seseorang, dapat di capai
dengan kosmetik, ataupun dengan yang lain-lainya.
·
Keangkuhan dan perilaku
konsumen
Para peneliti
telah mempelajari keangkuhan fisik yaitu perhatian yang berlebih terhadap fisik
seseorang. Dan keangkuhan prestasi yaitu perhatian yang berlebih terhadap
prestasi seseorang.
Mereka menemukan
bahwa kedua gagasan ini berkaitan dengan matrealisme, pemakaian kosmetik,
perhatian pada pakaian, dll.
·
Kepribadian atau diri
yang seungguhnya
Gagasan kepribadian
virtual atau diri virtual memberi kesempatan pada individu untuk mencoba
kepribadian yang berbeda,atau identitas yang berbeda. Jika identitas itu
sesuai, mungkin untuk memutuskan memelihara kepribadian baru