Tampilkan postingan dengan label PERILAKU KONSUMEN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PERILAKU KONSUMEN. Tampilkan semua postingan

Senin, 14 Desember 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KOSNSUMEN


1.      Pengaruh lingkungan
Terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka.
2.      Perbedaan dan pengaruh individu
Terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupakan faktor internal yang menggerakan serta mempengaruhi perilaku konsumen.
3.      Proses psikologi
Terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

  PROSES PENGAMBIL KEPUTUSAN KONSUMEN DAN PERILAKU PEMBELIAN

Proses sederhana pengambilan keputusan melalui tiga tahap yaitu:        

1. Input adalah proses pertama dari konsumen, berikut adalah unsur-unsurnya:
  • Usaha pemasaran perusahaan: produk, promosi, harga, saluran distribusi.   
  •  Lingkungan sosial budaya: keluarga, sumber informasi, sumber nonkomersial, sumber sosial,  subbudaya dan budaya
2. Proses terdiri dari tiga komponen yang saling berkaitan:


  •  Faktor psikologis: Motivasi, persepsi pengetahuan, kepribadian, dan sikap.
  •  Pengenalan kebutuhan, penyelidikan pembelian, evaluasi terhadap kebutuhan
  •  Pengalaman dalam prakteknya, bias berasal dari output dan mempengaruhi faktor psikilogis dalam proses.
3. Output merupakan pembelian yang di putuskan, evaluasi setelah pembelian. Ini akan menjadi kontribusi pentinh dalam unsure pengalaman di tahap proses, yang pada akhirnya akan mempengaruhi faktor psikologis dalam proses pengambilan keputusan berikutnya.



PERILAKU KONSUMEN

Perilaku konsumen menurut shiffman dan kanuk (2000) adalah “consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searchimh for, purchasing, using, evaluating, and disposing of product, services, and ideas they except will satisfy they needs”.Pengertian tersebut berarti perilaku yang di perhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang di harapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhanya dengan mengkonsumsi produk dan jasa.

Perilaku konsumen juga tidak lepas dari bagimana kepribadian konsumen itu sendiri baik dalam merencanakn membeli suatu produk ataupun di saat berhadapan dengan produk yangakan di belinya. 
Pada dasarnya kepribadian dapat di jelaskan sebagai karakterstik psikologis yang menentukan dan menggambarkan bagaimana seseorang merespon lingkungannya. Walaupun kepribadian cenderung konsisten dan bertahan lama, tetapidapat berubah dengan tiba-tiba sebagai respon terhadap berbagai peristiwa hidup yang utama maupun secara berangsur angsur dari waktu ke waktu. 
  
Menganalisis perilaku konsumen akan lebih mendalam dan berhasil apabila kita dapat memahami aspek-aspek psikologis manusia secara keseluruhan. Setiap individu memiliki citra diri yang di rasakan sebagai salah satu orang tertentu seperti sifat-sifat, kebiasaan, pemilikan barang, hubungan dan cara berprilaku tertentu. Para konsumen sering berusaha memelihara, meningkatkan,atau memperluas citra diri.
  
Kemampuan dalam menganalisis perilaku konsumen berarti keberhasilan dalam menyelami jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhanya. Dengan demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan took, dan lain-lain dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada konsumen dan diri pribadinya.


PERILAKU KONSUMEN MENURUT PARA AHLI LAINYA

Adapun pengertian dari perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk atau jasa mereka. Focus perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang.
 
a.       James F. Engel
Perilaku konsumen di definisikan sebagai tindakan-tindakan individu secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa ekonomi termasuk pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (1988:8)
b.      David L. Loundon
Perilaku konsumen di definisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang atau jasa.

c.       Gerald Zaltman
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang di lakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainya sebagai suatu akibat dari pengalaman dengan produk, pelayanan dan sumber-sumber lainya.

KEPRIBADIAN DAN MEMAHAMI PERBEDAAN KONSUMEN

Para pemasar tertarik memahami bagaiman kepribadian mempengaruhi perilaku konsumsi, karena pengetahuan tersebut memungkinkan mereka mampu memahami konsumen dengan lebih baik dan mampu membidik para konsumen yang cenderung menanggapi secara positif komunikasi mengenai produk atau jasa.
 
a.       Keinovatifan konsumen dan sifat kepribadian yang berkaitan.
Sifat-sifat kepribadian yang berguna untuk membedakan innovator konsumen dan bukan innovator meliputi:
·         Keinovatifan konsumen
Para peneliti konsumen telah berusaha menyusun instrumen pengukuran untuk menaksir tingkat keinovatifan konsumen, karena ukuransifat kepribadian tersebut memberikan wawasan yang penting mengenai sifat dan batas-batas kesediaan konsumen untuk berinovasi.
·         Dogmatisme
Sebuah sifat kepribadian yang mengukur tingkat kekakuan (versue keterbukaan) yang di tunjukan individu terhadap hal yang belum di kenal dengan baik dan terhadap informasi yang berlawanan dengan kepercayaan mereka yang sudah mendalam.
·         Karakter sosial
Memfokuskan pada identifikasi dan penggolongan individu ke dalam berbagai tipe sosial budaya yang berbeda.
·         Tingkat stimulasi optimum
Berkaitan dengan kesediaan yang lebih besar untuk mengambil resiko, mencoba berbagai produk baru, menjadi inovatif, mencari informasi yang berhubungan dengan pembelian, dan menerima fasilitas eceran yang baru daripada tingkat stimulasi optimum yang rendah.
·         Pencari variasi kesenangan yang baru
Sikap yang di gerakan oleh kepribadian yang persis sama danberhubungan dengan TSO adalah pencari variasi: perilaku pembelian yang bersifat penyelidik, penyelidikan pengalaman orang lain, dan keinovatifan pemakai.

b.      Faktor kepribadian kognitif.
·         Kebutuhan akan kognisi
Karakteristik kepribadian yang menjanjikan adalah kebutuhan ini mengukur kebutuhan atau kesenangan seeorang yang berpikir
·         Orang yang suka visual vs orang yang suka verbal
Orang yang suka visual adalah konsumen lebih menyukai informasi visual dan produk yang menekankan pada penawaran visual, sedangkan yang bertipe verbal lebih menyukai informasi  dan produk yang tertulis atau verbal.

c.       Dari matrealisme konsumen sampai ke konsumsi komplusif.
·         Matrealisme konsumen
Mereka sangat menghargai barang-barang yang dapat diperoleh dan di pamerkan. Mereka sangat egosentris dan egois, mereka mencari gaya hidup dengan banyak barang, kebanyakan milik mereka tidak memberikan kepuasan pribadi yang lebih besar.
·         Perilaku konsumen yang mendalam
Minat yang dalam terhadap golongan atau produk tertentu, kesediaan untuk berpergian jauh dalam rangka menambah contoh-contoh barang atau golongan produk yang diminati.
·         Perilaku konsumen yang kompusif
Peilaku ini termasuk perilaku yang abnormal yang merupakan contoh sisi gelap konsumsi. Contohnya adalah berjudi yang tidak dapat di kendalikan, kecanduan minuman alcohol.
·         Ethnosentrisme konsumen
Usaha untuk membedakan antara segmen konsumen yang cenderung mau menerima produk luar negeri dan konsumen yang tidak menggunakan skala ethnosentrisme. Para pemasar mebidik konsumen ethnosentrisme dengan menekankan tema nasionalis karena segmen ini cenderung membeli produk buatan negeri mereka sendiri.

d.      Kepribadian merek.
·         Personifikasi merek
Yakni mereka berusaha menuangkan kembali persepsi konsumen mengenai sifat-sifat produk atau jasa. Banyak konsumen yang menyatakan perasaan diri mereka mengenai produk atau merek kepribadian yang mereka kenal.
·         Kepribadian produk dan gender
Pemberian gender sebagai bagian dari gambaran kepribadian produk sesuai sekali dengan realitas pasar bahwa produk dan jasa, pada umumnya, di pandang oleh konsumen mempunyai gender.
·         Kepribadian dan warna
Mereka juga cenderung menghubungkan berbagai faktor kepribadian ke berbagai warna khusus. Untuk mengungkap pandangan tersebut, para peneliti menggunakan cara pengukuran kualitatif, seperti observasi, kelompok focus, wawancara yang mendalam, dan teknik proyektif.

e.       Diri dan citra diri
Para konsumen mempunyai berbagai macam citra diri mereka yang abadi. Citra diri ini, atau persepsi mengenai diri sangat erat hubunganya dengan kepribadian, dimana orang cenderung membeli produk dan jasa serta menjadi pelanggan perusahaan ritel yang mempunyai citra atau kepribadian yang cocok dengan citra diri mereka sendiri.
 ·         Satu atau banyak pribadi
Secara historis, individu menganggap mempunyai citra diri tunggal dan tertarik, sebagai konsumen, pada produk dan jasa yang dapat memuaskan pribadi tunggal itu. Tetapi, alangkah lebih tepat menganggap bahwa konsumen mempunyai banyak pribadi.
·         Susunan citra diri
Citra diri adalah khas, hasil dari perkembangan latar belakang dan pengalaman orang tersebut. Individu mengembangkan citra diri mereka melalui interaksi dengan orang lain, orang tua, dan kelompok-kelompok lain yang mempunyai hubungan dengan mereka selama bertahun-tahun.
·         Perluasan diri
Saling keterkaitan antara citra diri konsumen dengan kepemilikanya (barang-barang yang mereka sebut milik mereka) menegaskan atau memperluas citra diri mereka.
·         Mengubah pribadi
Mengubah diri seseorang, terutama penampilan atau bagian tubuh seseorang, dapat di capai dengan kosmetik, ataupun dengan yang lain-lainya.
·         Keangkuhan dan perilaku konsumen
Para peneliti telah mempelajari keangkuhan fisik yaitu perhatian yang berlebih terhadap fisik seseorang. Dan keangkuhan prestasi yaitu perhatian yang berlebih terhadap prestasi seseorang.
Mereka menemukan bahwa kedua gagasan ini berkaitan dengan matrealisme, pemakaian kosmetik, perhatian pada pakaian, dll.
·         Kepribadian atau diri yang seungguhnya
Gagasan kepribadian virtual atau diri virtual memberi kesempatan pada individu untuk mencoba kepribadian yang berbeda,atau identitas yang berbeda. Jika identitas itu sesuai, mungkin untuk memutuskan memelihara kepribadian baru