FILOSOFI
DAN DEFINISI JUST IN TIME
Sistem produksi tepat waktu
(Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern
yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya
memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada
saat dibutuhkan oleh konsumen.
Konsep just in time adalah suatu
konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk aktivitas produksi didatangkan
dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses
produksi , sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan
barang / penyimpanan barang / stockingcost.
Just In Time (JIT) adalah filofosi
manufakturing untuk menghilangkan pemborosan waktu
dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai proses
distribusi. Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste)
sebagai: " Segala sesuatu yang berlebih, di luar kebutuhan minimum atas
peralatan, bahan, komponen, tempat dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk
proses nilai tambah suatu produk. Kemudian diperoleh rumusan yang lebih
sederhana, pengertian pemborosan: "kalau sesuatu tidak memberikan nilai
tambah itulah pemborosan”.
7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena:
1.
Over produksi
2.
Waktu menunggu
3.
Transportasi
4.
Pemrosesan
5.
Tingkat persediaan barang
6.
Gerak
7.
Cacat Produksi
KONSEP DASAR JUST IN TIME
Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu metode untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan
permintaan, dengan cara membuat semua proses dapat menghasilkan produk ynag
diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan.
Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di atas dipenuhi
dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua proses, baik itu pada
proses manufaktur suku cadang maupun pada lini rakit akhir. Proses manufaktur
suku cadang menghasilkan suku cadang yang sesuai dengan jadwal, dengan
menggunakan sistem dorong, artinya proses sebelumnya memasok suku cadang pada
proses berikutnya.
Terdapat
empat konsep pokok yang harus dipenuhi dalam melaksanakan Just In Time (JIT):
- Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
- Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.
- Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.
- Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.
KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN JUST
IN TIME
Tujuannya
adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time
didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap
bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen- komponen lainnya.
1. Keuntungan
just in time
- Seluruh system yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien
- Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para staffnya.
- Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur kembali.
- Kertas kerja dapat lebih simple
- Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan promosi tambahan.
2. Kelemahan
JIT
- Satu kelemahan sistem JIT adalah, tingkatan order ditentukan oleh data permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis maka inventori akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.
- Dapat meningkatkan waktu menganggur bagi pekerja, karena pada saat perusahaan tidak memperoleh pesanan tidak ada proses produksi yang harus dikerjakan;
PENERAPAN
DALAM JUST IN TIME
JIT
dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya
pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya.
Pembelian
just in time
Pembelian
JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa
sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau
penggunaan.
Pembelian
JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas
pembelian dengan cara:
1. Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan
dapat mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan
pamasoknya.
2. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya
negosiasi dengan pemasok.
3. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program
pembelian yang mapan.
4. Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan
biaya yang tidak bernilai tambah.
5. Mengurangi waktu dan biaya untuk
program-program pemeriksaan mutu.
Produksi
Just in time
Produksi
JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat waktu,
mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi
berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan.
Produksi
JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara:
1. Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses
dalam setiap workstation (stasiun kerja) atau tahapan pengolahan produk (konsep
persediaan nol).
2. Mengurangi atau meniadakan “Lead Time” (waktu tunggu) produksi
(konsep waktu tunggu nol).
3. Secara berkesinambungan berusaha
sekeras-kerasnya untuk mengurangi biaya setup mesin-mesin pada setiap tahapan
pengolahan produk (workstation).
4. Menekankan pada penyederhanaan pengolahan
produk sehingga aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.
Perusahaan
yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam bidang:
1. Lead
time (waktu tunggu) pemanufakturan
2. Persediaan bahan, barang dalam proses, dan
produk selesai
3. Waktu perpindahan
4. Tenaga kerja langsung dan tidak langsung
5. Ruangan pabrik
6. Biaya mutu
7. Pembelian bahan
Adminstrasi
just in time
Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai
pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai
berikut:
- Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.
- Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya.
- Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga banyak biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung.
- Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara individual
- Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.